Kenikir, Cosmos sulphureus

          Kenikir adalah bunga yang cukup banyak ditemui di Indonesia. Tumbuhan berbunga ini termasuk dalam tanaman tropis. Ada bermacam-macam kenikir yang bisa ditemui di Indonesia. Mulai dari kenikir yang biasa digunakan sebagai bagian upacara Agama Hindu, kenikir yang daunnya bisa dimakan (di Jawa lebih umum disebut suring daripada kenikir), maupun yang hanya sebagai bunga hias dan tanaman refugia (tanaman yang berfungsi sebagai musuh alami berbagai jenis hama). Beberapa macam kenikir :


Cosmos sulphureus
oo
Cosmos caudatus

Tagetes patula

          Memang beberapa tanaman di atas tidak satu genus, namun di Indonesia tanaman-tanaman ini disebut dengan nama yang sama yaitu kenikir. Kali ini saya akan membahas sedikit mengenai Cosmos sulphureus yaitu kenikir yang digunakan sebagai tanaman hias dan tanaman refugia. Tanaman ini tumbuh menggunakan bijinya yang diperoleh setelah bunganya tua. Sangat mudah tumbuh dan cepat menyebar. Masa perkecambahan biji sejak disemai berkisar 3-7 hari. Dan tanaman dapat berbunga pada umur 3-4 minggu. Jika ditanam di lahan luas dan terbuka dapat mencapai tinggi 2 meter dan masa berbunganya bisa mencapai 2-3 bulan.

Tumbuh langsung di tanah. Tinggi 1,5m

          Namun banyak pula yang memilih menanam tanaman ini di pot. Media tumbuh yang ideal adalah tanah yang gembur namun sirkulasi udaranya lancar, lingkungan sebisa mungkin dijaga agar tidak lembab dan banyak mendapat sinar matahari pagi. Bunga kenikir muda memiliki tangkai bunga yang fleksibel dan cenderung tumbuh ke arah sinar matahari pagi.


          Tanaman ini tumbuh dengan baik di tempat yang tidak ternaung dan selalu mendapat sinar matahari sepanjang hari. Pada musim hujan pohonnya umumnya tinggi dan besar namun bunganya tidak banyak, sedangkan pada musim kemarau pohonnya tidak terlalu tinggi namun bunga yang dihasilkan banyak. Kadang pada musim hujan, biji kenikir yang masih berada di pohonnya berkecambah karena sering terkena air. Untuk saya sendiri lebih suka menyebar biji kenikir pada akhir musim hujan agar pertumbuhan vegetatifnya maksimal dan berbunga dengan baik pada awal musim kemarau. 


          Ada bermacam variasi warna kenikir jenis ini, mulai dari kuning pucat, kuning cerah, jingga, dan merah. Kebetulan yang saya miliki berwarna jingga saja. Bunganya mengandung banyak nektar namun baunya tidak terlalu harum khusus jenis ini (Cosmos sulphureus). Biasanya kupu-kupu, lebah, maupun kumbang berkumpul di sekitarnya dari pagi hingga siang hari. 


         Cosmos sulphureus dan beberapa jenis kenikir lainnya juga dapat dimanfaatkan sebagai tanaman refugia. Biasanya ditanam petani di sekitar pematang sawah untuk mengusir hama pada tanaman padi dan kacang-kacangan. Tanaman ini menghasilkan banyak biji yang biasanya akan jatuh sendiri di tanah sekitar tanaman utama dan tumbuh di sana. Tanaman utama biasanya akan mengering apabila masa berbunga mulai selesai, namun dapat menumbuhkan daun baru di bagian bawah batang yang mengering. Agar tanaman dapat tumbuh dengan optimal sebaiknya mengontrol jumlah tanaman pada satu rumpun agar tidak terlalu banyak. Biasanya saya mengurangi beberapa anakannya agar pertumbuhan tanaman utama tidak terganggu sampai menghasilkan biji terakhir atau mengumpulkan biji sebelum jatuh ke tanah. Kemudian ketika masa berbunga selesai, tanaman utama dicabut agar anakan dapat tumbuh besar.

Demikian sedikit informasi megenai Cosmos sulphureus, selamat berkebun!

Komentar